Friday 13 January 2017

Menulis (3.1) Membangunkan dan Mengembangkan Potensi

TERAMPIL. Menulis membangunkan potensi diri. Emang lagi tidur? Manusianya bisa saja terjaga, tetapi potensi bisa saja terlelap. Saking sedapnya tidak sadar bahwa lelapnya panjang. Setiap orang terlahir dengan potensi bawaan. Dalam kaitan menulis, membangunkan dan mengembangkan potensi menuju terampil menulis. Keterampilan didapat dari melakukan. Apabila seseorang menulis, menulis, dan terus menulis akan berbuah keterampilan. Keterampilan menulis didapat dari melakukan. 
Sejak kecil kita diajarkan mengeja huruf a sampai z. Kata, dalam bahasa Indonesia, dirakit dari 26 huruf. Itu pun tidak sampai separohnya yang banyak dipakai. Huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, paragraf menjadi tulisan atau buku. Saya yakin, siapa saja yang membaca tulisan ini mengenali 26 huruf tersebut. Huruf dan kata digabungkan sehingga bermakna. Itulah aktivitas menulis.
Menulis menggabungkan huruf yang 26 tersebut menjadi kata bermuatan konsep. Konsep-konsep dirakit dalam kalimat hingga bermakna. Dipastikan, pada otak (memori) siapa pun terekam berbagai konsep. Itulah yang ditulis.
Ingat ”puisi” terkenal Albert Einstein, E=MC2? Huruf, memaknai rumus Einstein, apabila diutak-atik berpotensi menghasilkan kata, kalimat, dan paragraf yang tidak terhingga. Membangun keterampilan menulis sekaligus melatih input, proces, dan output kerja otak. Potensinya dikembangkan. 
Suatu kali saya mendengar cerita rada-rada aneh. Tentang lelaki macho yang rajin ke salon. E ... lama-lama menjadi kemayu. Bisa karena biasa. Banyak orang, misalnya, ketika baru kuliah tidak paham, belum mempunyai bayangan apa yang akan dipelajari. Sepanjang masa pendidikan dipelajari tentang listrik, tanah, ikan, atau komputer. Didapatlah pengetahuan, dilatih keterampilan, dan jadilah pakar. Belajar dari ketidaktahuan. Menulis? Lebih mudah Bro.
Saya jamin, apabila kita bergaul dengan orang yang suka membaca, hobi menulis, bakat bawaan (membaca dan menulis) akan berkembang. Kalau suka berkumpul dengan yang suka ngerumpi, kemampuan ngerumpi berkembang pesat. 
Masih ingat masa remaja? Membuat surat lamaran ke calon pacar, duh bagusnya susunan kalimatnya. Indah, mendayu-dayu merayu. Kok bisa? Ketika potensi dikembangkan hasilnya bagus. Padahal, ketika itu tidak terlalu paham apa itu cinta, filsafat cinta, apalagi tulis menulis, namun fokus menulis surat cinta. Duh, bagusnya.
Kini, setelah banyak membaca, pengetahuan lebih OK, pengalaman bertambah, menulis kok susah. Potensi menulis susah dibangunkan. Apa tidak aneh? Banyak orang membangun belenggu menulis. Kalau sudah terbelenggu, susah membangunkan potensi.
Karena itu mari bangunkan potensi diri, bangunkan diri, bangunkan otak. Otak jangan dijadikan the sleeping giant di tubuh kita sekalipun dibawa kemana-mana. Cara membangunkannya?
Sangat mudah. Gunakan. Manfaatkan. Operasionalisasikan. Dalam kaitan menulis, tulis, tulis, dan tulis. Potensi diri akan terjaga, dan dijamin ada hasilnya. Membangunkan potensi menulis, bakat menulis, dengan menulis dan terus menulis.
Bagaimana menurut Sampeyan? 

Share this

0 Comment to "Menulis (3.1) Membangunkan dan Mengembangkan Potensi"

Post a Comment