Saturday 14 January 2017

Menulis (3.9) Menulis Sebagai Pembelajaran

FOKUS. Sampailah diskusi sharing pada bagian akhir Bab III: Menulis Mengembangkan Potensi. Menulis dipahami sebagai aktivitas yang tidak sulit, malahan cenderung mudah. Mindset menulis mudah dilandasi pemahaman siapa saja dapat  ‘membangunkan’ dan ‘membangun’ potensi diri. Dengan menulis belenggu-belenggu menulis, yang sebenarnya bayangan saja, enyah dengan sendirinya. 
Karena itu, Ersis Writing Theory (EWT) berpijak pada prinsip, lakukan menulisnya. Melakukan (menulis) menjadi hal utama. Bila seseorang menulis hasilnya pasti tulisan. Bila akan menulis tulisan tidak akan pernah menjadi.
Mempelajari teori, muatan atau kiat-kiat perlu, tetapi bukan segalanya. Penghimpunan bahan berlaku sepanjang kehidupan, mempelajari atau memperdalam teori, sebelum atau sesudah menulis. Menulis bukan memikirkan apa yang akan ditulis tetapi menuliskan pikiran.
Implikasinya, periksa tulisan, betulkan ejaan atau benahi ‘badan tulisan’ setelah tulisan menjadi. Pada proses demikian, memposisikan diri sebagai pembelajar; membelajarkan diri dengan menulis. Pelajar sejati adalah pelajar yang terus-menerus belajar, belajar sepanjang hayat.
Pelajar tidak sombong, gua jago menulis. Sebagus apa pun tulisannya tergayut prinsip selalu berusaha lebih baik, go to the best. Pembelajar sejati tidak pernah puas dengan prestasi, dan selalu berkehendak belajar. Menjadi manusia pembelajar.
Kendala atau belenggu mampu dipatahkan, menulis menjadi nyaman, nyaman menulis, menulis menyamankan. Belajar itu mengasyikkan karena dalam belajar kita menjawab tantangan, menguji kemampuan, sekaligus menikmatinya.
Membelajarkan diri, tidak menanggung beban dalam arti dimana kesalahan dijadikan perbaikan untuk tidak salah. Yaps, mari menulis, membelajarkan diri.
Bagaimana menurut Sampeyan?

Share this

0 Comment to "Menulis (3.9) Menulis Sebagai Pembelajaran"

Post a Comment