Saturday 14 January 2017

Menulis (4.6) Magnet Menulis

POTENSI. Pengertian magnet dalam tulisan ini bukanlah secara kamusis, benda yang menghasilkan medan magnet di ruang sekitarnya, atau, besi yang berisi daya tarik. Inspirasi dijumput dari seorang pesharing menulis. Tulisnya, kalau bergaul, berkomunikasi dengan orang-orang yang suka menulis, kita akan terpengaruh. Dan, potensi menulis akan berkembang.
Pada tataran tertentu ada benarnya. Pada bagian lain, tidak signifikans. Kenapa? Saya contoh hal terbaliknya. Saya banyak bergaul dengan mereka yang tidak piawai menulis. Karena mereka belum mampu menulis, saya belajar dari mereka. Apa yang menyebabkan kesulitan dalam menulis?
Memang, kalau bergaul dengan pegunjing, akan menjadi pegunjing. Contoh sederhananya, manakala berdua atau bertiga, membicarakan Si Anu, maka apabila ‘kita’ yang tidak ada, ‘kita’ yang akan menjadi bahan gunjingan. 
Sebaliknya, jika berkomunikasi dengan mereka yang suka menulis, potensi menulis yang sudah dititipkan Allah SWT sejak roh ditiupkan, akan berkembang. Kita akan suka berbicara, berdiskusi, atau membincang hal-ikhwal menulis. Apalagi asupan paling utamanya, membaca. Pergaulan secara psikologis dan sosiologis mampu menjadi magnet dan mempengaruhi.
Dalam menulis pemakaian istiah magnet dapat dipilah pada dua hal. Pertama, apabila bergaul dengan mereka yang suka menulis, membaca hal-ikhwal menulis, atau mengagumi mereka yang piawai menulis, banyak sedikitnya, diakui atau tidak, ditolak atau dijauhi, pengaruh tersebut tidak bisa dihindari. 
Kedua, magnet tulisan pada kebermaknaan tulisan. Tulisan-tulisan bagus yang cocok dengan suasana kebatinan banyak orang akan dibaca. Manusia mempunyai sifat dasar ingin tahu. Misalnya tulisan-tulisan yang ke luar dari mainstream dilarang sekalipun dicari pembaca dengan berbagai cara.
Serial Harry Potter J.K Rowling, Laskar Pelangi Andrea Hirata atau ASAP Ersis Warmansyah Abbas ‘diburu’ banyak orang untuk memuaskan dahaga baca. Tentu, ASAP tidak sehebat karya Rowling dan Hirata. Bisa-bisanya penulis memberi contoh he he.
Pelajarannya adalah, kalau berkeinginan menulis, tidak salah memperbanyak membaca tentang perihal tulis-menulis dan tulisan penulis popular. Tetapi, tetap saja menulisnya yang paling penting. Kalau membaca tentang teknik maling dan bergaul dengan maling tidak cocok untuk pengembangan keterampilan menulis. Medan magnetnya berbeda.
Harap dicatat, magnet tulisan menjadi manakala ada kesamaan frekuensi, baik dalam relasi hubungan kemanusiaan maupun antara tulisan dan pembaca. Kalau tulisan tidak disenangi pertanda tidak bermagnet. Kalau magnet penulisnya? Abaikan. Bisa merusak rumah tangga he he he. 
  Bagaimana menurut Sampeyan?

Share this

0 Comment to "Menulis (4.6) Magnet Menulis"

Post a Comment