Ersis Warmansyah Abbas
MENULIS merupakan aktivitas setiap hari —kalaulah tidak dapat
dikatakan aktivitas setiap helaan nafas— setiap orang. Manakala menulis
dimaknai sebagai “penuangan” pikiran atau apa yang ada di pikiran
—istilah lainnya menulis konvensional— memang dapat dimaknai sebagai
sesuatu yang sulit dengan segala ragamnya. Tetapi, manakala menulis
dimaknai sebagai lakuan setiap helaan nafas, setiap panca indra
meng-input informasi atau pikiran “menggodok” pengetahuan, mindset
tentang menulis tentu lebih bermakna.
Manakala mata melihat, telinga mendengar, hidung membaui, lidah merasa,
atau tangan dan kulit sebagai peraba sesuatu, apalagi ketika pikiran
diaktifkan, kita sedang menulis di otak, menyimpannya di memori. Lakuan
tersebut, menulis di otak. Sesuatu yang dilakukan setiap saat oleh
setiap orang.
Pemaknaan demikian, membangun penyadaran, bahwa menulis merupakan
lakuan “biasa-biasa saja”; bukanlah hal susah, apalagi menyusahkan.
Kenapa?
Menulis lakuan semua manusia berpikir. Itu pulalah sebabnya, manakala
berkehendak memasihkan menulis, perbanyak pengetahuan (di otak) agar
mudah diolah menjadi tulisan (konvensional). Kalau pengetahuan di otak
cekak, dipastikan siapa pun akan berkesulitan menulis.
Dalam kerangka motivasi, tulisan-tulisan dalam buku ini merupakan
ungkapan penyadaran hikmah-hikmah menulis yang ditulis dengan beragam
tema. Semangat apungannya menulis bermuatan hikmah-hikmah.
Sebagai editor dengan “sedikit nakal”, saya “memelencengkan” menjadi
judul buku, Menulis: Enoy-Enjoy Sajalah. Ya, menulis jangan
disusah-susahkan, apalagi menyusahkan. Menulis, ya enjoy sajalah.
Selamat membaca.
Banjarbaru, 7 Juni 2015.
0 Comment to "Menulis (0.1): Kata Pengantar"
Post a Comment