Thursday 15 December 2016

Menulis (4.11): Menulis, Langsung Saja

Ersis Warmansyah Abbas

SETIAP hari, dari bangun pagi sampai tidur, pada galau aktivitas, dipastikan banyak hal yang kita pindai atau alami, banyak diantaranya berbuah menjadi pantikan ide. Sekian diantaranya menjadi ide, yang sekian diantaranya, melalui seleksi di alam pikir, pantas ditulis. Diantara yang pantas ditulis, menjadi tulisan.

Saya meringkas prosesnya. Pada aktivitas keseharian, meraup, menyeleksi sampai menulis tidak berpanjang-panjang. Ada kalanya seleksi dilakukan ekstrem: Oh ini menarik ditulis, tulis, jadilah tulisan. Langsung.

Ide sebagai konstruk di pikiran kalau ditayangkan slow motion bukanlah proses yang pendek. Hanya saja, karena otak memproses sangat cepat. Puncaknya menjadi refleks. Misalnya, ketika sesuatu benda mendekati mata, mata langsung terpejam, perlindungan otomatis. Itu dinamakan refleks. Mungkinkah menulis secara refleks? Banyak bagian berkehidupan kita menjadi buktinya dimana —seolah tanpa dipikir— tetapi berlaku.

Amati serius. Ketika mengetik, kalau terbiasa, apakah huruf-huruf di keyboard komputer dilihat? Apalagi, bagi mereka yang berkemampuan mengetik sepuluh jari. Mata memandang layar monitor, tangan menekan tuts keyboard, otak berpikir, telinga mendengar alunan Brian Adams, berlangsung begitu saja.

Menulis pada tahap-tahap tertentu berlaku begitu saja. Ketika ‘melihat’ sesuatu naluri ‘menunjukkan’, sesuatu itu pantas ditulis, entry behavior menyupor, kata-kata membentuk kalimat. Jadilah tulisan.

Alangkah melelahkan kalau setiap kata, apalagi sampai dicek di kamus, ‘dimengerti’. Kita menyimpan pengertian dalam kata? Pengertian atau pemahaman yang dinamakan konstruk atau konsep ditulis dengan minta tolong pada kata mewakilinya. Kita menggunakan kata sebagai ungkapan yang disusun sesuai halnya. Bukan sebaliknya, menjejarkan kata-kata menjadi kalimat. Dengan kata lain, begitu mengerti sesuatu, langsung tulis. Mudahkan?

Bagaimana menurut Sampeyan?

Share this

0 Comment to "Menulis (4.11): Menulis, Langsung Saja"

Post a Comment