Monday 12 December 2016

Menulis (4.8): Dikecewakan Penerbit

Ersis Warmansyah Abbas
Sudah tiga kali naskah antologi puisi ini saya kirim ke penerbit dan ketiga kalinya dikembalikan. Alasan  penerbit tidak jelas, Pak. Penerbit berterima kasih dikirimi naskah, namun saat ini belum memungkinkan untuk diterbitkan. Siapa yang tidak putus asa Pak?
DIPASTIKAN penerbit mempunyai kriteria tertentu atas naskah yang akan diterbitkannya. Apalagi, menyangkut karya sastra. Tidak banyak penerbit yang menggebu-gebu menerbitkan antologi puisi. Sekalipun demikian tidak satu jalan untuk menerbitkan karya sastra.
 
Ada ketika saya ingin puisi saya diterbitkan. Setelah buku Nyaman Memahami ESQ dan Menulis Sangat Mudah diterbitkan kepada direktur penerbitnya meminta agar menerbitkan antologi puisi Surat Buat Kekasih. Alhamdulillah diterbitkan. Saya mendapat bocoran, menerbitkan karya pusi susah kembali modal. Ada memang karya sastra best seller, tetapi sangat sedikit. Saya tahu diri, bukan penyair sekelas Rendra.

Untuk antologi berikutnya bagaimana kalau saya biayai? Penerbit setuju.

Ketika teman-teman ingin karya sastranya atau karya sastra bersama diterbitkan, penerbitannya dalam bentuk kerjasama dalam arti sebagian produknya dibeli agar penerbit tidak rugi. Kenapa demikian?

Ya, karena memahami kondisi obyektif. Siapa yang berkeinginan karya puisinya diterbitkan? Masyak mau merugikan pihak lain? Yang benar saja. Di dunia ini ada orang yang demi kesuksesannya tega merugikan orang lain. Lakuan yang pasti tidak elok. Lalu bagaimana agar penerbit mau menerbitkan karya sastra kita?

Tulislah karya sastra berkualitas yang laku di pasaran, pembaca mau membeli. Tidak sedikit karya sastra, apakah antologi puisi, cerpen, atau novel yang laku keras. Kenapa laku keras? Pastilah karena berkualitas dan dibutuhkan pembaca.

Kebanyakan kita ”memastikan” kualitas berdasarkan persepsi, dan hal tersebut yang tidak bersua pada buhul yang kuat dengan penerbit. Manakala karya sastra berkualitas, bukannya ditolak, tetapi diminta oleh penerbit. Penulis-penulis terkenal kewalahan melayani permintaan penerbit. Sebagai penulis pemula, sadarkan diri.

Begitulah. Kebijakan penerbitan karya teman-teman Gerakan Persahabatan Menulis (GPM) dimaknai dalam konteks belajar dan membangkitkan kebanggaan dan membangun kepercayaan diri. Kenyataannya, setelah menerbitkan karya bersama, dan dengan biaya GPM, beberapa orang karya tulisnya diterbitkan tanpa merugikan penerbit.

Harap dicatat, penerbit itu tidak ada apa-apanya kalau tidak ada penulis. Kalau tidak ada naskah untuk diterbitkan, penerbit gulung tikar. Sekarang bangun pikiran pada jalan lurus, penerbit memerlukan naskah. Syaratnya ya itu tadi, naskah berkualitas dan layak jual.
 
Selamat menulis.

Bagaimana menurut Sampeyan?

Share this

0 Comment to "Menulis (4.8): Dikecewakan Penerbit"

Post a Comment