Thursday 15 December 2016

Menulis (4.4): Menulis Memanfaatkan Teknologi

Ersis Warmansyah Abbas

SARANA dan prasarana menulis, tepatnya kemudahan dalam menulis jauh lebih maju dari 10 atau 20 tahun lalu. Apalagi, dibandingkan dengan zaman Buya Hamka. Dibanding masa Muhammad Arsyad Al-Banjary yang menulis belasan buku Abad ke XVIII, era Al-Gazali atau Iqbal, duh sangat jauh lebih hebat.

Ketika awal menulis, sebenarnya mengetik, duh asyiknya. Anak-anak muda sekarang mungkin tidak akan merasakan suka duka menulis dengan mesik ketik. Apakah zaman tersebut menjadikan produktif menulis? Jawabannya, ya. Kecuali, bagi yang sejak kecil telah membangun alasan. Ada saja alasan untuk tidak menulis. Alasan melulu.

Saya merasakan betapa rumitnya menulis memakai mesin ketik. Karena itu, berusaha memanfaatkan komputer. Ketika di Banjarbaru, menyiapkan dua desktop dan dua laptop. Sekarang, laptop untuk menulis tulisan populer, desktop untuk keperluan kuliah dengan spesifikasi yahud dan terbaru.

Pertimbangan utamanya kemudahannya. Kalau alat menulis kurang jelas, rusak melulu misalnya, bisa bikin kesal, dan mempengaruhi kreativitas. Tujuannya jelas, agar kreativitas menulis terdukung. Bukan soal sok-sokan.

Memiliki hardware dan memanfaatkan software, menggunakan program PageMaker atau InDesign sungguh memudahkan. Ditulis dalam format buku. Tulisan disusun sejak awal, otomatis begitu, lengkap dengan halaman. Kalau cukup, beri Daftar Isi dan Kata Pengantar, jadilah buku. Tulisan diracang menjadi bagian buku. Selesai, dikirim ke penerbit.

Ketika seorang pesharing menulis mengeluh naskah bukunya dikembalikan penerbit, dianjurkan belajar PageMaker atau InDesign. Alamak, alasan ini-itu dengan sangat meyakinkan yang dikemukakan.

Penerbit meneliti kualitas naskah, dan saya melajukan dengan siasat memudahkan, siap cetak. Kalau naskah diamini, bisa langsung disalin ke flat untuk dicetak. Tidak perlu setting dan layout. Bagi saya, itu satu cara mensiasati menembus penerbit. Kalau bisa memudahkan kenapa disulitkan. Itu siasatnya he he.

Menulis memerlukan peralatan pendukung (hardware). Begitu juga kemampuan mengoperasikan software. Intinya, peralatan pendukung penting. Bahwa berakibat pada anggaran, ya iyalah. Semua kita mempunyai pilihan. Ada yang memilih berlibur ke Singapura, ada yang membeli desktop penunjang menulis. The life is choice. Musuh pengembangan kepenulisan, alasan, beralasan. Kalau Raja Alasan, tidak usah menulis deh.

Bagaimana menurut Sampeyan?

Share this

0 Comment to "Menulis (4.4): Menulis Memanfaatkan Teknologi"

Post a Comment