Mahbub Junaedi
GPM Bumiayu
GPM Bumiayu
MENULIS merupakan aktivitas menceritakan sesuatu dari apa yang
dipikirkan, telah dipikirkan, dan atau, yang ada di pikiran dalam
rangkaian huruf yang tersusun dalam anyaman kata yang terikat dalam
kalimat demi kalimat. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan
menyampaikannya dengan mulut atau melalui tulisan.
”Menceritakan” sesuatu melalui tulisan, baik berbentuk artikel, cerita, atau puisi, sesuai genre tulisan yang disukai masing-masing penulis. Bisa jadi, seseorang mengasah satu diantara kemampuan menulis, misalnya menulis cerita sehingga begitu mengasyikkan, dan mengalir menganaksungai yang berwujud naskah (tulisan). Ada pula orang yang piawai menulis berbagai genre tulisan dan semuanya terpapar bagus dan menarik. Sementara itu, tidak sedikit pula yang tertatih-tatih untuk menulis jenis tulisan apa pun.
”Menceritakan” sesuatu melalui tulisan, baik berbentuk artikel, cerita, atau puisi, sesuai genre tulisan yang disukai masing-masing penulis. Bisa jadi, seseorang mengasah satu diantara kemampuan menulis, misalnya menulis cerita sehingga begitu mengasyikkan, dan mengalir menganaksungai yang berwujud naskah (tulisan). Ada pula orang yang piawai menulis berbagai genre tulisan dan semuanya terpapar bagus dan menarik. Sementara itu, tidak sedikit pula yang tertatih-tatih untuk menulis jenis tulisan apa pun.
Saya lebih tertarik dan ”terperangkap” menulis puisi, ranah menulis
yang saya tekuni. Menulis puisi, bagi saya merupakan wahana penyampaian
ungkapan melalui bahasa tersirat. Tentu saja hal tersebut berbeda dengan
menulis artikel. Puisi mengharuskan ada kaidah yang dijadikan
referensi, baik kaidah bahasa dan kaidah sastra (puisi) itu sendiri.
Tetapi saat awal-awal menuliskan puisi masih dalam batas menuliskan yang
tersusun dalam bait-bait yang miskin kaidah. Hal itu tidak menjadi
penghalang untuk melakukan sambil terus belajar dan mempelajari
referensi yang ada.
Kebiasaan menulis puisi, bagi saya, menjadi begitu mengasyikkan
sebagai pilihan yang menjiwa. Pilihan yang boleh dikatakan sudah
mendarah daging untuk terus digali demi mengembangkan potensi yang saya
miliki. Tentu saja, hal tersebut memerlukan niat yang kuat. Ketika
godaan malas datang, misalnya, tidak ada jalan lain selain dilawan agar
malas tidak menjadi perangkap sehingga puisi yang akan ditulis tidak
menjadi. Malas menulis musuh utama menulis itu sendiri. Untuk itu, tidak
ada tempat untuk malas. Lawaaaaaaaan.
Untuk itulah inspirasi harus digali, dikembangkan, dan jangan sampai sumurnya kering.
Untuk itulah inspirasi harus digali, dikembangkan, dan jangan sampai sumurnya kering.
Inspirasi, misalnya bisa kita reguk dan kembangkan dari alam; alam
sebagai sumber inspirasi yang tidak akan pernah habis. Apalagi. kalau
kita mampu mengembangkan imajinasi untuk dan mengungkapkannya dalam
berbagai bentuk pola tuang.
Kita memang dituntut mengerahkan daya sebagai upaya menguatkan daya
tersebut. Sebagai manusia kita dituntut untuk berpikir, berimajinasi,
mengasah gagasan dan berbagai upaya untuk memunculkan semua potensi agar
bisa diwujudkan menjadi tulisan.
Dalam pada itu, kita harus mampu membangun mindset bahwa menulis itu
tidak sulit. Kita bilang sulit karena kita tidak mempunyai keberanian
untuk mencoba, untuk melakukannya. Jangan memandang sesuatu dengan cara
pandang yang keliru atau negatif seperti ada rasa jengah, merasa tidak
mampu, malas, sulit dan apatis. Jika sudah demikian maka tidak mungkin
atau kita akan berlaku seperti yang ada di benak dan perasaan kita
tersebut. Kita adalah apa yang kita pikirkan.
Tepatnya, kita membutuhkan “tenaga” untuk melawan hal-hal negatif
dengan melawannya dengan melakukannya dengan minat dan cinta. Kiatnya
adalah keyakinan kuat untuk melawan rasa takut saat memulainya dan
melawan kegagalan dengan cara terus-menerus melakukannya sebagai
pembelajaran.
Ya, semua aktivitas memerlukan minat dan tekad kuat untuk
merealisasikannya. Aktivitas menulis membutuhkan minat, tekad, dan
keberanian untuk melakukannya. Menulis merupakan aktivitas keseharian
menyenangkan yang sangat bermanfaat.
Salam menulis.
0 Comment to "Menulis (3.3): Menulis Menggali Inspirasi"
Post a Comment