Ersis Warmansyah Abbas
KETIKA mengikuti kuliah S2 di Bandung tempo hari, mendidik beberapa mahasiswa menulis. Ketika membuka Materpamur Agency, saya mempercayakan pengelolaan kepada teman-teman di Asrama Surau Awak, Jalan Sersan Badjuri Nomor 8, Bandung. Saya hidup dari honor menulis dan agen media. Bersama Aswir, membangun ERAS FC (Ersis dan Aswir) perintis photokopi di Bandung Utara. Dosen-dosen UPI ada yang masih meledek sebagai Raja Photokopi.
Kini, teman-teman sukses berbisnis, saya tidak boleh tergoda.
Paling-paling bercerita tentang bisnis tempo dulu, bercerita bagaimana
memaksa mereka pagi-pagi, jam 04.00 ke Cikapundung mengambil aneka media
kepada almarhum Pak Rajab, agen besar media.
Kami memasok koran untuk IKIP Bandung. Oleh Rektor, Abdul Kadir, dan PR
I, Fakry Gafar ditugaskan membuat suplemen lustrum VII IKIP Bandung.
Bayarannya, Rp.10 juta. Beasiswa mahasiswa pascasarjana Rp.100 ribu per
bulan. Puncak prestasi jurnalistik saya waktu itu.
Ya, merambah Bandung, menjalin persahabatan dengan banyak orang
melalui jalan menulis. Saya bekerja di perwakilan HU Pelita Jawa Barat.
Menulis dan berbisnis. Kali ini diam-diam ke Bandung untuk S3. Tetapi,
gara-gara postingan terus-menerus di FB dan Blog, kehadiran tercium.
Mudahan tekad untuk fokus kuliah terpelihara. Banyak teman sukses bisnis
rumah makan. Ada yang di percetakan. Adalah Kenedy, yang menjemput ke
kos hari ini dan menolong menerbitkan buku-buku saya.
Dibawalah saya ke bos besar, Benny Ilman, pemilik penerbitan besar
Bandung. Yap, disepakati sebagai distributor buku-buku untuk Kalimantan.
Bachruddin telah siap di Banjarmasin dan sudah disambungkan ke Gramedia
Duta Mal dan Gramedia Veteran. Saya tidak ikut-ikutan.
Saya minta satu hal, terbitkan buku-buku saya. Untuk Desember 2009
diterbitkan tiga buku dan Januari 2009 tiga buku. Kalau soal makan, uang
saya nampaknya tidak laku. Kenedy yang mentraktir. Ini anak, sejak
semula punya semangat hidup, tahan banting. Dia merasakan ‘kejamnya’
saya. Ampun.
Dalam pada itu, Fidly Yarda, pemilik CV Yasuba Dwi Perkasa, bergabung
setelah serah terima perehaban FPMIPA UPI. Melalui PT Adikarya
Adyatama, dia mengerjakan proyek jalan Setiabudhi-Sukajadi. Kontraknya
Rp.1,7 M. Saya dibawa melihat proyek. Sukses kawan.
Setelah diantar ke kos, jadi merenung sembari bersyukur. Teman-teman
sukses. Ada rencana kami reunian. Edy Saputra yang tengah merampungkan
disertasi, kemarin ke kos sembari menghubungan dengan Ari yang sukses di
bisnis rumah makan. Duh, asyiknya.
Satu hal, mereka mengakui saya ‘suhu’ menulis he he. Ada-ada saja. Di
kantor Benny, Buah Batu Bandung, saya diberi tujuh nomor majalah Titian
Kaba. Obsesi menerbitkan majalah nasional dihentak.
Di mobil, Kenedy bercerita panjang lebar. Kalaulah tergoda bisnis,
melanjutkan penerbitan majalah, mungkin sesuatu yang susah di tolak. Ya
Allah Yang Maha Tahu. Hamba berkehendak menyelesaikan S3 dengan cantik.
Amin.
Bagaimana menurut Sampeyan?
0 Comment to "Menulis (6.5): Menulis Menuai Nyaman"
Post a Comment