Tuesday 6 December 2016

Menulis (3.10): Menulis Apa Malas?

Rizka Izzani
Mahasiswa UIN Malang

MENULIS? Kata yang tidak asing didengar dan mungkin semua orang pernah melakukannya. Menulis adalah hobi yang paling menyenangkan. Bagaimana tidak, ketika menulis, masalah di dalam fikiran atau hati bisa terungkapkan. Menulis bisa menjadi soulmate ketika dalam kesendirian. Semisal menulis di buku diary atau update status. Dan, ingat, semua orang bisa menjadi seorang penulis. Contoh saja Asma Nadia, perempuan dari keluarga sederhana yang mempunyai mimpi jalan jalan ke luar negeri gara-gara pintu kulkas dan berhenti kuliah karena hal tertentu. 

Asma Nadia tetap bisa menulis dan berkarya meskipun sudah tidak menjadi mahasiswa. Ketekunan Asma Nadia menulis menghasilkan karya hebat-hebat, disukai banyak pembaca, dan menjadi best seller. Dari kepenulisan Asma Nadia kita dapat belajar, tidak perlu mempunyai jabatan untuk menjadi seorang yang terkenal. Menjadi penulis dapat menjadi orang sangat terkenal berbekal pena. Tulisan mampu mengantarkan kita kepada kesuksesan, menjadi jembatan dan lahan untuk berdakwah. Menulis adalah ”sesuatu”; hal yang bermanfaat.


Tetapi ada satu hal yang mungkin menjadi penghalang bagi seseorang untuk menulis, untuk menjadi penulis, yaitu malas. Kata malas, bisa jadi, dengan mudah menempel pada anak manusia, apalagi mahasiswa yang harus berhadapan dengan tugas-tugas kuliah, termasuk cucian yang menumpuk yang bisa membuat stres. Akibatnya, malas menulis, malas menyentuh laptop.

Kiranya, bukan saja dalam kaitan menulis, rasa, sikap, dan predikat malas haruslah dikikis sampai ke akar-akarnya. Sebagai generasi Ulul Albab, yang nantinya memimpin keluarga, bahkan dunia, tidak ada tempat untuk memelihara malas.

Mari membunuh malas, memupuk semangat menulis. Salam menulis.

Share this

0 Comment to "Menulis (3.10): Menulis Apa Malas?"

Post a Comment