Fitria Agustina
Mahasiswa Jurusan BSI UIN Malang
Mahasiswa Jurusan BSI UIN Malang
MENULIS merupakan salah satu media untuk mengekspresikan ide-ide atau
pun pengalaman yang kita miliki. Kita bisa menyampaikan opini atau
mengkritisi tentang keadaan yang sedang terjadi. Juga bisa berbagi
pengalaman dan ilmu melalui tulisan. Bahkan mengabadikan momen-momen
yang tidak terlupakan. Bentuk tulisan pun bermacam-macam dengan gaya
penulisannya masing-masing. Dalam menulis pasti kita menjumpai beberapa
hambatan. Mulai dari mati ide, tidak ada waktu, sampai masalah EYD yang
masih tidak karu-karuan.
Permasalahan yang pertama yaitu tidak adanya inspirasi atau ide
merupakan hal yang krusial dalam menulis. Inspirasi atau ide yang
brilian tentu saja akan menghasilkan karya yang bagus. Sebaliknya,
apabila kehabisan ide tentu saja berakibat tulisan kita mandek. Ada
banyak faktor yang menyebabkan mati ide. Salah satunya, saat sedang
suntuk kita akan kesulitan mendapatkan ide. Jika hal ini terjadi
sebaiknya rehat sejenak atau lakukan aktivitas lain untuk refreshing.
Setelah kepala terasa nyaman pasti ide-ide akan mengalir dengan
sendirinya
.
Yang tidak kalah penting adalah masalah waktu. Tidak punya waktu
untuk menulis bukanlah alasan untuk tidak menulis. Memang ini bukan
perkara mudah untuk diatasi. Sebelum matahari bangun kita sudah bangun
duluan. Saat siang terlalu sibuk dengan kegiatan sampai-sampai tidak
sempat makan. Ketika malam kita sudah letih dan malas untuk sekadar
menuliskan sedikit pengalaman. Seakan-akan menulis itu pekerjaan yang
amat sangat berat. Padahal, apabila kita menyisihkan waktu sejenak untuk
meluapkan ide-ide cemerlang yang ada di kepala kita untuk dituliskan
tentunya masalah seperti ini akan lewat dengan sendirinya. Luangkanlah
sedikit waktu dalam sehari atau setidaknya dalam seminggu minimal satu
atau dua kali untuk menulis. Jika bisa menulis setiap hari tentu akan
jauh lebih baik.
Ada ide, ada waktu, tetapi bingung bagaimana mencurahkannya ke dalam tulisan?
Bukan rahasia umum lagi kalau malas sering hinggap pada diri kita.
Malas mencari bahan untuk menulis, malas mengetik, malas mikir dan
malas-malas yang lain. Penyakit malas ini telah menjangkit ke semua
orang. Kita harus hati-hati karena penyakit kronis ini sangat sulit
disembuhkan. Rumah sakit mana pun tidak ada yang bisa mengatasi. Obatnya
hanya satu dan tidak bisa dibeli dengan apapun. Niat yang
sungguh-sungguh akan mengalahkan rasa malas. Jika niat sudah bulat tidak
ada yang bisa menghalangi. Selain itu kesadaran kita akan pentingnya
menulis juga menjadi obat tambahan yang manjur.
Kata ejaan pasti tidak asing dalam dunia kepenulisan. Tetapi apakah
kita sudah menulis sesuai EYD? Ketika menulis kata apakah huruf yang
ditulis huruf kapital atau tidak? Apakah kata-kata yang ditulis diberi
spasi atau tidak? Memang seharusnya kita sudah, apalagi kalau kita
menulis menggunakanan bahasa Indonesia, bahasa kita. Nyatanya saat kita
menulis kita masih bingung dengan ejaan yang benar.
Untuk mengatasi masalah penggunaan EYD yang baik dan benar kita harus
mengerti dan memahami fungsi, letak dan cara kepenulisan menurut EYD.
Ketika menulis kita harus memberi perhatian khusus kepada penggunaan
yang tepat, kapan dan dimana diperlukan titik atau koma. Sesuatu yang
kita lupakan. Harap dicatat, lupa memberi satu titik pada bagian yang
seharusnya membawa dampak yang besar untuk tulisan kita.
Sejatinya setiap orang membutuhkan sarana untuk mencurahkan isi hati
dan kepalanya. Menulis adalah sarana yang sering dipakai.
Kesulitan-kesulitan yang ada dalam kepenulisan akan mudah diatasi dengan
sering berlatih. Jangan pernah menyerah dengan kesulitan yang ada.
Terus berjuang dan tetap semangat adalah kunci menjadi penulis yang luar
biasa.
Mari menulis melatih diri.
0 Comment to "Menulis (3.3): Masalah dan Solusi Menulis"
Post a Comment